Gunung Dukono Didaki Saat Erupsi, Rombongan Pendaki Terancam Blacklist

Sebuah video viral di media sosial menunjukkan rombongan pendaki Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, berlarian turun saat gunung tersebut meletus. Aksi berbahaya ini membuat mereka terancam di-blacklist.

“Kalau kemarin pendakian ini memakan korban jiwa, kami yang disalahkan. Oleh karena itu, wacana blacklist ini muncul agar mereka tidak lagi diizinkan mendaki Gunung Dukono, dengan harapan hal ini bisa dimaknai secara positif,” kata Kepala BPBD Halmahera Utara, Hentje Hetharia kepada detikcom, Selasa (20/8/2024).

Pendakian nekat ini dilakukan di Gunung Dukono, yang berada di Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Halmahera Utara, pada Sabtu (17/8). BPBD pun memperingatkan agar masyarakat tidak menganggap remeh dampak dari aktivitas vulkanik gunung tersebut.

“Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua. Saat berhadapan dengan risiko bencana seperti ini, jangan main-main. Kami selalu mengimbau masyarakat agar tidak mendekati kawasan rawan, tetapi justru ada yang sampai ke bibir kawah,” tegas Hentje.

Hentje menambahkan, ancaman blacklist ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait untuk turut bertindak, terutama bagi pendaki yang tidak mengajukan izin.

“Ancaman blacklist ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi pihak berwenang, seperti Dinas Pariwisata dan pos pemantauan, terhadap pendaki yang tidak mengikuti prosedur, termasuk izin mendaki,” lanjutnya.

Kepala Pos Pemantau Gunung Dukono, Sarjan Roboke, menambahkan bahwa berdasarkan rekomendasi dari PVMBG, saat ini energi letusan Gunung Dukono masih sangat tinggi. Pendaki dilarang berada dalam radius 3 kilometer dari titik erupsi.

“Sesuai rekomendasi terkait aktivitas Gunung Dukono, energi letusan masih sangat tinggi, jadi sangat dilarang untuk mendaki Gunung Dukono. Pendaki tidak boleh mendekati radius 3 kilometer dari lokasi erupsi,” jelas Sarjan.

See also  Kecelakaan di Gunung Semeru: Satu Pendaki Terjatuh Saat Menuruni Tanjakan Cinta - 18 Mei 2024

Sebelumnya dilaporkan bahwa rombongan pendaki ini sebenarnya tidak diizinkan mendaki saat gunung sedang erupsi. BPBD Halut saat ini tengah melacak keberadaan mereka.

“Saat ini kami sedang melacak keberadaan mereka, namun belum berhasil ditemukan. Mereka diduga merupakan tim pendaki dari luar Tobelo (Halmahera Utara),” ujar Hentje.

Leave a Reply