Seorang pendaki gunung asal Semarang bernama Alexander Bimo Haryotejo ditemukan tewas di Gunung Agung, Bali. Dia diduga terkena hipotermia. Koordinator Pencarian dan Pertolongan Basarnas Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana, menjelaskan bahwa cuaca di Gunung Agung sangat ekstrem dalam beberapa hari terakhir, dengan suhu udara yang dingin dan angin kencang.
“Apalagi korban mendaki seorang diri,” ujar Eka pada Kamis (14/3/2024).
Eka menjelaskan bahwa Bimo diduga mendaki Gunung Agung pada Sabtu (9/3/2024). Hal ini diketahui dari motor yang terparkir di warung dekat Pura Pengubengan. Kunci motor yang ditemukan di ransel Bimo cocok dengan motor tersebut.
“Pada hari Sabtu, ada salah satu warga yang melihat motor itu terparkir di depan warung,” kata Eka.
Tim SAR belum dapat memastikan kapan Bimo meninggal, tetapi saat dievakuasi, jenazahnya sudah mengeluarkan bau busuk. Jenazah Bimo ditemukan di ketinggian 2.834 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan langsung dibawa ke RSUD Karangasem. Keluarga pendaki tersebut bisa mengambil jenazah di sana.
Proses Evakuasi Memakan Waktu 27 Jam
Tim SAR gabungan memerlukan waktu 27 jam untuk mengevakuasi jenazah Alexander Bimo Haryotejo dari puncak hingga kaki Gunung Agung, Karangasem, Bali. Proses evakuasi ini memakan waktu lama akibat cuaca buruk.
“Evakuasi berlangsung sekitar 27 jam, dari pukul 04.00 Wita kemarin (Rabu) hingga pukul 07.00 Wita hari ini (Kamis),” jelas Wiadnyana.
Eka menjelaskan bahwa cuaca di sekitar Gunung Agung sangat buruk. Tim SAR harus menerobos angin kencang, cuaca dingin, dan kabut tebal saat membawa jenazah pendaki berusia 60 tahun tersebut. Jalur pendakian juga licin karena diguyur hujan, dan tim SAR terhambat oleh longsor serta pohon tumbang saat mengevakuasi jenazah pendaki asal Semarang, Jawa Tengah.
Tim SAR juga harus mencari tempat berlindung sementara. Setelah cuaca membaik, mereka baru melanjutkan perjalanan untuk menyelesaikan evakuasi.