Mendaki Gunung Mutis, Wajib Lakukan Ritual Membakar Kemenyan dan Rokok

Gunung Mutis adalah salah satu destinasi pendakian yang menarik di Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, sebelum mendaki gunung ini, para pendaki harus melakukan ritual khusus terlebih dahulu.

Gunung Mutis tidak hanya menyajikan panorama alam yang indah, tetapi juga memiliki ekosistem yang masih terjaga dengan baik. Keindahan alamnya menarik para pendaki dan pecinta alam untuk menjelajahi keunikannya.

Mitos Gunung Mutis

Gunung Mutis memiliki nilai sakral sebagai sumber kehidupan dan tempat asal leluhur bagi masyarakat Mollo. Penduduk setempat percaya bahwa setelah meninggal dunia, jiwa mereka akan kembali ke Gunung Mutis, tempat para leluhur mereka berasal.

Meskipun agama Kristen telah berpengaruh dalam budaya masyarakat Timor, keyakinan akan sakralnya Gunung Mutis tetap kuat di kalangan masyarakat Atoni, terutama suku Mollo. Mereka memandang Gunung Mutis sebagai tempat suci, di mana roh leluhur mereka, yang disebut “Uis Neno,” dipercaya tinggal.

Dalam perspektif Kristen, keyakinan ini sering dianggap sebagai perwujudan Tuhan yang bersemayam di tempat suci. Hanya mereka yang hidup dengan benar yang dipercaya dapat mendekati-Nya.

Ritual Adat di Gunung Mutis

Bagi para pendaki yang ingin menaklukkan Gunung Mutis, penting untuk selalu mematuhi tradisi setempat. Biasanya, penduduk lokal akan memandu perjalanan pendaki melalui hutan dan sabana, dimulai dengan ritual persembahan di dekat batu besar di Hutan Bonsai Mutis.

Ritual ini melibatkan pembakaran rokok atau kemenyan sebagai bentuk penghormatan kepada “pemilik” gunung untuk meminta izin demi kelancaran perjalanan. Mengingat kesucian Gunung Mutis bagi penduduk setempat, menjaga keasrian lingkungan sangat penting selama berada di area ini.

See also  ABG Prancis Hilang Saat Mendaki Gunung Batukaru, Ini Kronologinya

Lokasi Gunung Mutis

Gunung Mutis berlokasi di Kecamatan Fatumnasi dan Kecamatan Toba, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.

Untuk mengunjungi Cagar Alam Gunung Mutis, Anda dapat memulai perjalanan dari Kota Kupang menuju Soe, ibu kota TTS, yang berjarak sekitar 110 kilometer dan dapat ditempuh dalam 2,5 jam. Dari Soe, perjalanan bisa dilanjutkan dengan bus menuju Kecamatan Mollo Utara, Kapan, lalu dilanjutkan dengan bus lagi menuju Desa Fatumnasi, yang berada di lereng Gunung Mutis dan merupakan pintu masuk kawasan wisata ini.

Jam Operasional Gunung Mutis

Gunung Mutis terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam, sehingga pengunjung dapat datang kapan saja untuk mendaki gunung ini.

Leave a Reply